Diam seribu bahasa
Memalingkan hati dari ribuan anak panah.. andai hati ini dapat berbicara ,
ingin rasanya hati memberikan seribu alasan mengapa diam adalah hal yang paling tepat.
Meretakan hati yang telah patah seakan akan sama saja dengan membunuh.
Sakit, terhantam, dan tertancap oleh duri yang tajam seolah olah bukan menjadi alasan mengapa aku terdiam.
Katakanlah jiwa yang masih dalam lindungan Allah, bahwa dirimu adalah permata yang telah diberikan kekuatan agar tak mudah hancur meskipun panggilan abad telah terdengar.
Allah punya rahasia mengapa menghancurkan mu dalam waktu dekat ini,menjadikanmu hati yang lemah pada saat ini, karena kelemahanmu akan menguatkanmu dikehidupan yang lebih jauh lagi.
Biarkanlah angin topan menyambut pagi hidupku, biarkanlah anjing mengonggong disetiap malamnya walau tak bisa terlelap, biarkanlah hujan melenyapkan senyumku, toh hanya sesaat. Angin topan tak akan terus menerus menhancurkan bumi, ia hanya lewat saja. Mungkin hancur namun tak seluruhnya,dari kehancuran ini munculah rasa untuk bangkit, karena alasan hidup hanya sekali.
Melenyap dalam ketidakpastian, mengharap akan hadirnya segala pertolongan. Mungkin itu dapat terjadi, semua telah diatur sedemikian rupa.
Ar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar