Salah Persepsi
Tiga hal yang saling berkaitan erat yaitu antara konsumsi tembakau, kemiskinan dan malagizi menjadi titik utama problematika rumah tangga rakyat miskin. Kondisi rakyat miskin dengan penghasilan yang sangat rendah atau tidak berpanghasilan sama sekali menjadikanmindset mereka beranggapan bahwa makanan yang bergizi itu bernilai mahal, dan makanan yang tidak bergizi itu murah.
Ironis sekali, pola fikir yang seperti ini yang membuat rakyat miskin terus menerus berada pada zona yang semakin memprihatinkan, makanan bergizi yang di persepsikan "tinggi" dan akhirnya mendorong mereka untuk membeli rokok yang dianggap bernilai "rendah". Padahal jika di perhitungkan dengan jeli, pengeluaran untuk membeli makanan yang bergizi dibandingkan dengan sebungkus rokok dalam sehari tidak jauh berbeda, karena pola fikir dan ketidaktahuan mereka tentang pengalokasian pendapatanya yang krisis membuat mereka tampak pasrah dengan makanan yang tidak bergizi ini.
Kepala rumah tangga perokok dikalangan rakyat miskin ini, sangat berpengaruh pada masalah gizi buruk, yaitu prevalensi anak yang sangat kurus atau berat badan yang sangat rendah. Mengkonsumsi rokok telah menggeser kebutuhan terhadap makanan bergizi yang esensial. Sangat diperlukan penjelasan dari pemerintah secara rinci kepada mereka untuk pintar mengalokasikan pendapatannya dan lebih baik cukai rokok di naikan secara signifikan agar mindset terhadap rokok menjadi terbalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar