Kamis, 02 Maret 2017

Diam seribu bahasa


Diam seribu bahasa



Memalingkan hati dari ribuan anak panah.. andai hati ini dapat berbicara ,
ingin rasanya hati memberikan seribu alasan mengapa diam adalah hal yang paling tepat.

Meretakan hati yang telah patah seakan akan sama saja dengan membunuh.
Sakit, terhantam, dan tertancap oleh duri yang tajam seolah olah bukan menjadi alasan mengapa aku terdiam.

Katakanlah jiwa yang masih dalam lindungan Allah, bahwa dirimu adalah permata yang telah diberikan kekuatan agar tak mudah hancur meskipun panggilan abad telah terdengar.

Allah punya rahasia mengapa menghancurkan mu dalam waktu dekat ini,menjadikanmu hati yang lemah pada saat ini, karena kelemahanmu akan menguatkanmu dikehidupan yang lebih jauh lagi.

Biarkanlah angin topan menyambut pagi hidupku, biarkanlah anjing mengonggong disetiap malamnya walau tak bisa terlelap, biarkanlah hujan melenyapkan senyumku, toh hanya sesaat. Angin topan tak akan terus menerus menhancurkan bumi, ia hanya lewat saja. Mungkin hancur namun tak seluruhnya,dari kehancuran ini munculah rasa untuk bangkit, karena alasan hidup hanya sekali.
Melenyap dalam ketidakpastian, mengharap akan hadirnya segala pertolongan. Mungkin itu dapat terjadi, semua telah diatur sedemikian rupa.
Ar

Kalut..

Kalut..
Kini apalah arti kehidupanJika tak ada tujuan dan berakhir pada pintu yang terkunciHingga kau tak tau akan kemana hidupmu menujuRuangan mana yang akan kau tempatiDan tempat apa yang akan kau jadikan persinggahan abadimuKini, terbayang sejenak ketakutan dalam hati..Yang menjadikan hidupmu tak berarti..Kau tahu? Bahaya apa yang akan terjadi?Jika kau biarkan ketidakberartian ituMenyelimuti kehidupanmuHanya keabadian yang pahit dan mimpi buruk Yang tak akan berakhirKini, aku bersimpuh kepadaMu..Agar cahaya itu..Kunci itu.. Bersinggung dengan perasaankuHingga ku yakin itulah jalanya
ARasi


Menulislah

Menulislah

Menulislah… kau akan tau dirimuMenulislah … kau akan tau kehidupanDengan tulisan, sesuatu akan terekam kuat dan tergambar jelas…Rangkaian kata sederhana, tetaplah tulisan..Suatu saat tulisan sederhana akan menjadi sangat berhargaDikala waktu telah berlalu..Dikala angin menghempas segala ingatan ingatan..Dan dikala zaman telah berlari meninggalkanmu ..Namun tulisan akan tetap menjadi tulisanYang membawamu kembali pada kenanganYang tak terjamah oleh ingatan..Menulislah.. dengan penuh cintaSehingga, dikala kau lupa akan indahnya arti cintaRasa itu akan hadir kembali ketika kau membacanya..Merangkai kata sama halnya meranngkai bungaAkan selalu terasa indah..Rangkailah segunung perasaanmu atas karuniaNyaDengan bait bait indah nan cantikSehingga tergambar jelas..Agar kau selalu ingat atas kasih sayangNyaYang tak pernah padam..Agar kau pandai bersyukur..Maka jangan berhenti untuk menulis..Menulislah..Hingga waktu yang akan menghentikannya..Audita Ratnasari

Hadirnya


Hadirnya

Hamparan sebuah panorama yang belum terjamah oleh mata dan
belum pernah terpukau dengan hati
seindah lontaran canda yang kau ungkapkan dikala letih.
Merampas segala problematika,
Meleburkan keraguan, dan
Memudarkan `kesunyian.
Tak ada yang berbeda dari apa yang sebelumnya ku temukan,
Namun
Disinlah timbul keridhoan dan keikhlasan akan keberadaan ataupun kehadiranya
Dalam suasana yang kalut ini.
Menerima apa yang telah direncanakanNya
Dengan khidmat tanpa paksaan.
Menjadi titik cerah sebuah sanubari yang entah kapan akan berakhir.
Menjadikan paradigma hidup ini beranggapan
Bahwa hidup ini memang indah dengan apa yang kita rasakan
Kealamian, kesederhanaan dan keyakinan
Adalah hal yang akan ku temukan disanubari ini
Tak ada yang berbeda dari panoramanya
Namun....
Ada ketenangan yang tak pernah terjadi
Sebelumnya
Pada dirinya...

Karsa Guru Dalam Menigkatkan Intelektualitas Santriwati

Karsa Guru Dalam Menigkatkan Intelektualitas Santriwati
by : Audita Ratnasari 
Karsa adalah suatu kehendak atau tekad, atau dapat diartikan sebagai kehendak yang ada pada dalam diri manusia, dan sebuah kekuatan tersendiri dari Allah SWT. Karsa sangat lekat sekali dengan kaitan proses untuk bergerak, beraktifitas atau bereaksi untuk berupaya mewujudkannya.
Lingkungan di Gontor sangat mendidik para santrinya untuk menjadi ulama yang intelek, dimulai dari konsep intergralisasi ilmu pengetahuan. Semua ilmu bersumber pada Allah SWT, mempelajari ilmu apa saja selama memberikan manfaat dalam kehidupan semua itu merupakan bentuk dari pada ibadah. Guru sebagai pengajar dan pendidik mempunyai amanah ataupun kewajiban untuk membentuk santrinya agar mencapai tujuan yang dikhendakinya ataupun sesuai dengan cita citanya.
Berbicara tentang intelektualitas santriwati, Gontor membentuk santrinya agar bukan hanya cerdas dalam berilmu di bagian umum saja namun di bidang keagamaan juga. Karena Santriwati yang intelek akan mampu menyeimbangkan antara dua konsep ilmu tersebut. Didalam dunia pesantren terutama Gontor, seorang guru mempunyai karsa atau kehendak sebagai pendidik agar tujuan dan hal yang diharapkan dapat terwujud, yaitu dengan cara menegakan disiplin disetiap aspek kegiatan. Agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan apa yang dikhendaki.
Di Gontor santriwati santriwati mempunyai orientasi yang jelas, yaitu untuk menjadi ulama yang intelek, bukan intelek yang tau agama. Lalu bagaiamana cara meningkatkan intelektualitas santriwati agar menjadi ulama yang intelek?  Kegiatan apasajakah yang mendukung dalam aspek ini?
Untuk menghadapi santriwati santriwati baru,Guru harus dapat memahamkan dan menjelaskan segala kegiatan di Gontor dengan matang, sehingga santriwati tidak akan melek walang ataupun salah tujuan dalam menjalankan aktifitas di Gontor. Walaupun santriwati baru belum banyak mengikuti kegiatan dipondok namun guru harus mampu menjadikan santriwati baru ini tetap menikmati dan menjalani kegiatan dengan baik dan sesuai dengan aturan.
Karsa Guru terhadap santriwati santriwati dalam meningkatkan intelektualitas santriwati sangatlah banyak, dibentuklah bermacam macam kegiatan di pondok agar kecerdasan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki terus berkembang dan mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti kegiatan KMI Prima antar kelas, perlombaan Multitalenta, lomba pidato, debat dan lain lain.  Semua santriwati akan selalu dipacu untuk terus berkembang dan maju sehingga tidak ada istilah kebodohan dalam satu hal pun.
Fokus peningkatan Intelektualitasan santriwati akan diasah lebih banyak di angkatan angkatan kelas atas seperti kelas 5 dan kelas 6. Santriwati kelas 5 dan 6 akan banyak disibukan dengan kegiatan kegiatan asah fikiran, rasa, emosi dan kecerdasan. Salah satunya adalah kegiatan berdiskusi yang wajib dilakukan oleh santriwati Gontor sebanyak seminggu 3 kali. Bukan hanya diasah untuk dapat berfikir kritis, namun dalam kegiatan diskusi santriwati dituntut untuk dapat berbahasa dengan baik, merumuskan masalah dengan rinci dan memecahkan masalah dengan benar.
Mengapa harus kelas 5 dan kelas 6 yang perlu banyak diasah dalam meningkatkan intelektualitasan santriwati?
Dikarenakan usia usia santriwati kelas 5 dan 6 sudah termasuk usia remaja dewasa, yang akan menjadi para ulama dimasa yang akan datang, dan harus mampu menyelesaikan permasalahan permasalahan yang akan dihadapi dimasa mendatang. Usia yang harus sudah mampu menghadapi segala sesuatu dengan mandiri sesuai dengan pemikiran mereka. Namun semua itu diperlukan bimbingan yang ekstra dan ketat dalam mengawasi kegiatan berdiskusi ini. Karena usia usia ini masa berfikir kritis, jika tidak diawasi maka bisa saja menjadi melenceng dan tidak sesuai dengan ajaran.
Gontor menyediakan wadah untuk para santrinya untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan sesuai dengan yang dikehendaki namun semua itu dalam pengawasan guru guru. Gontor selain memberikan materi secara proporsional, sesuai dengan tingkatan berfikir anak didik, juga menekankan metodologi, memberikan ilmu alat berupa penguasaan berbahasa, mengajarkan cara belajar yang efektif, membentuk pola fikir yang ijtihadi melalui pelajar fiqih dan lain lain.


Ulama yang dicita citakan Gontor bukan hanya dalam kualitas ilmu belaka, tetapi ulama dalam pengertian yang utuh, ulama yang rasikhun fil ilmi,mutafaqqihun fiidin, amilun, mukhlisun, murrabunwa mujahiddun.

Forming Cadre of Leader


Forming Cadre of Leader

Leadership is a source of benefit of Muslim, a leader’s relationship with the other leaders and also the community that caused the benefit for life.  And one of the  methods to improve a leader  with the education departement.  Education comes  the effort for improving the mindset, action, attitude and behaviour to be  good. The improvement can be observed by the extention of people who can think and act well, or the extention of some people in facing problems in their daily life until the existence of the leader him self, will cause some will be benefits and useful as much as possible to another. To realise the educational purpose of each institute of education must have the curriculum, especially Gontor as one of the oldest Islamic Institute in indonesia which own its curriculum to realise the educational purpose by giving special attention to develope a leader.

Gontor has a purpose as an Islamic Institutue of education which is forming cadre of  the leader. To improve the mindset, students of  Gontor were trained by Kyai about how to face any problem  with a miniature of life in Boarding School Gontor. This miniature of life in Gontor was and is teaching about how to lead in so many ways, because all of the activity needs the leadership, for example a leaders in dormitories, clubs, courses, clasess, SOPM etc. As long as the students become a leader, they will find arddial with problems and they are ought to have the solution to solve them. Gontor does not only make the students become intellect about general  knowledges and realigion but also engrefting modernism early to create the true leader which are able to handle many problems and  leaving the dichotomous theory and dont use an empty theory .

Audita Ratnasari
PAI 2
English

Audita’s goal of life

Audita’s goal of life


“Life is your choice, so choose your life way as what you want and what you hope. Life is once, so keep struggle and fight in your life to be successful “ that is my motto and my motivation  to increase spirit.
Everyone has the goal of life, like me. I’m as Moslem hope to get happiness in the world and in beyond. I will do everything in this life is useful and maximum as I can, and the purpose my life just for Allah, Lillahitala.
I hope I want to be the best teacher of mathematic for my students in the world., how to reach it? I will change their mindset and their think to like mathematic so make they so happy, enjoy and easy in mathematic , and not think the mathematic is the hard or crucial lesson because I love mathematic much.
I love all of about education, I want to be educationist whose will make their study are very happy, enjoy, fun, undertstand by well and not depression. I want to be motivator also. In my dedication I teach and give the students motivation in the class, and I hope sometimes, by give a motivation to my students in the class sometimes, I will be a the big motivator in future.
After  graduating in this University, I want to continue my life journey to join “Indonesia Mengajar” Programme. That is a government’s programme to teach in village and outlying place. Because Indonesia needs many teacher to help, to touch their heart, to give a spiritual energy, and emosional to who live in village or outlying place.  
Why must be a teacher? Because teacher is shaper, to shape a moral and character. Like a mother. Teacher is too influential from the advancement of nation. If the teacher or mother is some nation is bad, so the youngman will be a bad too. Because mother and teacher is the first school to her children and her student.

Enyahlah


Enyahlah

Seketika lautan itu membisu,
Seakan akan ada angin yang kau sembunyikan..
Aku percaya angin tak akan hilang
Namun lautan tak memberikan kabar


Sekiranya tak mungkin lagi hadir
Ku akan pergi ke lautan sana
Laut yang tak akan pernah bisu
Memberikan sejuta perasaan dan ketenangan


Alam memang tak akan hilang,
Namun angin mengapa tak selalu hadir?
Bukankah alam dan angin selalu menyatu?
Aku ragu, angin ..
Pergilah dan hembuslah diriku
Seakan akan hanya memang “angin” yang berlalu
Yang tak merasuk
Angin tak akan pernah menampakan dirinya
Hanya terasa, namun sesaat..
Sudah lama angin membuatku sibuk
Membahas segala yang tentu
Sampai akhirnya laut menutup mu
Hingga ku lupa apa yang kucari dari angin..
ARasi