Kamis, 02 Maret 2017

Karsa Guru Dalam Menigkatkan Intelektualitas Santriwati

Karsa Guru Dalam Menigkatkan Intelektualitas Santriwati
by : Audita Ratnasari 
Karsa adalah suatu kehendak atau tekad, atau dapat diartikan sebagai kehendak yang ada pada dalam diri manusia, dan sebuah kekuatan tersendiri dari Allah SWT. Karsa sangat lekat sekali dengan kaitan proses untuk bergerak, beraktifitas atau bereaksi untuk berupaya mewujudkannya.
Lingkungan di Gontor sangat mendidik para santrinya untuk menjadi ulama yang intelek, dimulai dari konsep intergralisasi ilmu pengetahuan. Semua ilmu bersumber pada Allah SWT, mempelajari ilmu apa saja selama memberikan manfaat dalam kehidupan semua itu merupakan bentuk dari pada ibadah. Guru sebagai pengajar dan pendidik mempunyai amanah ataupun kewajiban untuk membentuk santrinya agar mencapai tujuan yang dikhendakinya ataupun sesuai dengan cita citanya.
Berbicara tentang intelektualitas santriwati, Gontor membentuk santrinya agar bukan hanya cerdas dalam berilmu di bagian umum saja namun di bidang keagamaan juga. Karena Santriwati yang intelek akan mampu menyeimbangkan antara dua konsep ilmu tersebut. Didalam dunia pesantren terutama Gontor, seorang guru mempunyai karsa atau kehendak sebagai pendidik agar tujuan dan hal yang diharapkan dapat terwujud, yaitu dengan cara menegakan disiplin disetiap aspek kegiatan. Agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan apa yang dikhendaki.
Di Gontor santriwati santriwati mempunyai orientasi yang jelas, yaitu untuk menjadi ulama yang intelek, bukan intelek yang tau agama. Lalu bagaiamana cara meningkatkan intelektualitas santriwati agar menjadi ulama yang intelek?  Kegiatan apasajakah yang mendukung dalam aspek ini?
Untuk menghadapi santriwati santriwati baru,Guru harus dapat memahamkan dan menjelaskan segala kegiatan di Gontor dengan matang, sehingga santriwati tidak akan melek walang ataupun salah tujuan dalam menjalankan aktifitas di Gontor. Walaupun santriwati baru belum banyak mengikuti kegiatan dipondok namun guru harus mampu menjadikan santriwati baru ini tetap menikmati dan menjalani kegiatan dengan baik dan sesuai dengan aturan.
Karsa Guru terhadap santriwati santriwati dalam meningkatkan intelektualitas santriwati sangatlah banyak, dibentuklah bermacam macam kegiatan di pondok agar kecerdasan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki terus berkembang dan mencapai tujuan yang diinginkan. Seperti kegiatan KMI Prima antar kelas, perlombaan Multitalenta, lomba pidato, debat dan lain lain.  Semua santriwati akan selalu dipacu untuk terus berkembang dan maju sehingga tidak ada istilah kebodohan dalam satu hal pun.
Fokus peningkatan Intelektualitasan santriwati akan diasah lebih banyak di angkatan angkatan kelas atas seperti kelas 5 dan kelas 6. Santriwati kelas 5 dan 6 akan banyak disibukan dengan kegiatan kegiatan asah fikiran, rasa, emosi dan kecerdasan. Salah satunya adalah kegiatan berdiskusi yang wajib dilakukan oleh santriwati Gontor sebanyak seminggu 3 kali. Bukan hanya diasah untuk dapat berfikir kritis, namun dalam kegiatan diskusi santriwati dituntut untuk dapat berbahasa dengan baik, merumuskan masalah dengan rinci dan memecahkan masalah dengan benar.
Mengapa harus kelas 5 dan kelas 6 yang perlu banyak diasah dalam meningkatkan intelektualitasan santriwati?
Dikarenakan usia usia santriwati kelas 5 dan 6 sudah termasuk usia remaja dewasa, yang akan menjadi para ulama dimasa yang akan datang, dan harus mampu menyelesaikan permasalahan permasalahan yang akan dihadapi dimasa mendatang. Usia yang harus sudah mampu menghadapi segala sesuatu dengan mandiri sesuai dengan pemikiran mereka. Namun semua itu diperlukan bimbingan yang ekstra dan ketat dalam mengawasi kegiatan berdiskusi ini. Karena usia usia ini masa berfikir kritis, jika tidak diawasi maka bisa saja menjadi melenceng dan tidak sesuai dengan ajaran.
Gontor menyediakan wadah untuk para santrinya untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan sesuai dengan yang dikehendaki namun semua itu dalam pengawasan guru guru. Gontor selain memberikan materi secara proporsional, sesuai dengan tingkatan berfikir anak didik, juga menekankan metodologi, memberikan ilmu alat berupa penguasaan berbahasa, mengajarkan cara belajar yang efektif, membentuk pola fikir yang ijtihadi melalui pelajar fiqih dan lain lain.


Ulama yang dicita citakan Gontor bukan hanya dalam kualitas ilmu belaka, tetapi ulama dalam pengertian yang utuh, ulama yang rasikhun fil ilmi,mutafaqqihun fiidin, amilun, mukhlisun, murrabunwa mujahiddun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar